Media  

Peta Media Digital dan Konglomerasi Media di Indonesia

BATIC Media

Peta Media Digital dan Konglomerasi Media di Indonesia. Untuk bertahan di era digital, media harus memiliki beberapa platform seperti televisi, radio, dan media internet.

media digital

Koran Republika berhenti terbit mulai 1 Januari 2023. Demikian berita terbaru tentang nasib media cetak di era media digital atau media online.

Bukan berita baru jika media cetak tutup karena tiras dan pendapatan iklannya makin menurun digerus oleh media digital yang kian berkembang.

Sebelum surat kabar Republika, beberapa media cetak yang sudah tutup di Indonesia antara lain koran Sinar Harapan, The Jakarta Globe, Majalah Bola, dan majalah musik Rolling Stone Indonesia. Media-media cetak ini memutuskan tutup setelah sempat terbit selama bertahun-tahun. Penyebabnya pendapatan menurun.

Di saat banyak media cetak tutup, media digital baru tumbuh menjamur. Diawali kelahiran detik.com, saat ini sejumlah situs berita menjadi sumber informasi utama pengguna internet di Indonesia, seperti tribunnews.com, kompas.com, sindonews.com, okezone.com, viva.co.id, antaranews.com, liputan6.com, kumparan.com, tirto.id, dan cnnindonesia.com.

Meski demikian, media digital –dalam arti situs berita– pun tidak punya jaminan bisa bertahan di tengah persaingan, meski masyarakat saat ini lebih memilih internet sebagai sumber berita mereka.

Seorang pengajar di The Australian National University, Ross Tapsell, menulis buku mengenai pemetaan media di Indonesia berjudul Media Power in Indonesia (Kekuatan Media di Indonesia).

Doktor studi media itu menyimpulkan, berdasarkan penelitiannya, untuk bertahan di era digital, maka media harus memiliki beberapa platform, seperti media televisi, radio, dan internet; berinvestasi di infrastruktur komunikasi; dan mengembangkan audiensinya ke seluruh negeri.

Media yang memiliki multi platform akan lebih mudah memasarkan spot iklan mereka sehingga lebih menguntungkan. Tak heran jika beberapa jaringan media berkembang menjadi konglomerasi digital yang besar.

Ada delapan konglomerasi di Indonesia yang memiliki multi platform dan menurut teori Ross Tapsell, jika ingin bertahan situs-situs berita harus tergabung dalam konglomerasi digital yang besar.

Peta konglomerasi media digital Indonesia

Kedelapan konglomerasi media digital tersebut sudah ‘bermain’ di industri media cukup lama. Namun, ada satu perusahaan konglomerat yang mulai masuk ke bisnis media, yakni Grup Djarum, lewat Kaskus, beritagar, dan IDNTimes.

Berkembangnya pembaca berita lewat media digital atau situs berita membuat para pengusaha non-media melihatnya sebagai peluang untuk bisnis nonberita pula.

Media-media berita itu, kelak, bisa disinergikan dengan situs belanja. Contohnya, Trans Corp akan menjadikan detik.com juga sebagai platform jualan Transmart itu. Maka, terjadilah e-commerce digabung dengan jurnalisme. (Sumber: BBC Indonesia).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *