Ragam  

Psikologi Warna: Arti Warna dalam Berbagai Perspektif

BATIC Media

Psikologi Warna: Arti Masing-Masing Warna

Warna bagian dari simbol dalam komunikasi non-verbal. Pemilihan atau penggunaan warna punya maksud dan makna tertentu. Berikut ini psikologi warna berupa arti masing-masing warna.

Mengapa kita mengasosiasikan merah (red) dengan cinta, biru dengan dingin dan hijau dengan alam? Alasan di balik ini terkadang ditentukan secara historis, politis atau budaya, seringkali juga melalui fisika atau biologi.

Warna memiliki arti yang berbeda dalam budaya yang berbeda. Di dunia Barat, hitam adalah warna berkabung, sedangkan di Cina fungsi ini diisi dengan warna putih, di India Barat dengan jingga.

Di bidang politik, warna juga memiliki simbolisme khusus. Delapan puluh persen dari semua bendera berisi warna merah yang melambangkan kekuatan, darah, kehidupan.

Merah adalah warna kekuatan, energi, dan dinamisme. Warna Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah biru, yang melambangkan non-agresi, universalitas, dan ketenangan atau perdamaian.

Penggunaan warna yang kreatif dan tidak konvensional dapat menghasilkan hasil yang menarik. Tetapi ada juga konvensi fungsionalitas universal.

Jadi, tidak bijaksana untuk membalikkan warna universal untuk panas dan dingin pada keran air atau mengubah sesuatu tentang komposisi warna lampu lalu lintas yang diterima secara umum.

Arti Warna Merah

Energik – mencolok – hangat – kuat – berbahaya – kaya

Merah (red) adalah warna pertama yang disebutkan oleh seseorang. Di beberapa negara kata merah juga berarti “warna”, misalnya “colorado” dalam bahasa Spanyol.

Secara simbolis: Merah melambangkan api, darah, dan kekuatan hidup. Merah adalah warna gairah, cinta, dan nafsu, tetapi juga agresivitas dan kekuatan. Merah terutama warna bendera karena melambangkan perjuangan, kehidupan, dan revolusi.

Secara historis: Pada zaman Romawi, ada kebiasaan meminum darah lawan yang sekarat karena dikatakan memberi kekuatan. Di antara orang Yunani, darah dituangkan ke kuburan orang yang meninggal untuk memberi mereka kekuatan di akhirat.

Belakangan, dibuat obat-obatan dengan warna merah. Perban dan perban berwarna merah. Anak-anak memakai pita merah untuk melindungi mereka dari segala macam penyakit.

Merah juga dipandang secara historis sebagai warna bangsawan dan mewakili kekayaan karena pewarna merah untuk pakaian dulunya sulit (dan mahal) untuk diproduksi.

Pada Abad Pertengahan, mengenakan warna merah adalah hak milik bangsawan. Siapa pun yang mengenakan pakaian merah dan bukan bangsawan, dihukum mati.

Budaya: Di daerah di mana panas matahari mengancam kehidupan, warna hangat merah adalah warna setan. Sebaliknya di negara dingin, merah memiliki arti positif, karena diasosiasikan dengan panas. Di pabrik-pabrik mereka biasa mengecat dinding dengan warna merah untuk menghilangkan keluhan tentang hawa dingin.

Secara psikologis: Secara psikologis, merah adalah warna dinamisme dan periklanan. Merah menghasilkan energi dan karena itu banyak digunakan oleh industri makanan: sereal sarapan biasanya dikemas dalam kotak dengan warna dominan merah-oranye-kuning; tidak ada cara yang lebih baik untuk memulai hari dengan ceria dan penuh energi.

Secara fungsional: Merah adalah warna bahaya dan larangan. Pikirkan rambu lalu lintas dan sinyal peringatan. Kebetulan, merah adalah salah satu warna yang paling mencolok, baik siang maupun malam hari.

Sekeliling: Merah adalah warna yang hangat dan akan menghampiri Anda; objek tampak lebih besar dari yang sebenarnya. Kamar yang didekorasi dengan warna merah yang menghadap ke utara akan tampak lebih gelap.

Mode: Seseorang yang memakai warna merah akan diperhatikan; merah memiliki nilai perhatian yang tinggi, dikaitkan dengan kegembiraan, kekuatan, kekuatan, tindakan, energi, kehangatan, ketegasan, kehadiran.

Halaman berikutnya: Oranye

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *